Kasus perampokan bank Jakarta 2025 mengejutkan publik pada Senin, 22 September 2025. Lima pria bersenjata api menyerbu salah satu cabang bank swasta di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Aksi berlangsung hanya 8 menit namun berhasil menggondol uang tunai senilai Rp12 miliar. Polisi langsung menggelar penyelidikan besar-besaran untuk memburu dalang di balik peristiwa ini.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan saksi mata, para pelaku tiba menggunakan dua mobil minibus hitam sekitar pukul 09.15 WIB. Mereka mengenakan masker dan jaket hitam, lalu menodongkan senjata ke satpam serta pegawai bank.
Pelaku memaksa teller menyerahkan uang dari brankas utama. Alarm darurat sempat berbunyi, namun para pelaku berhasil melumpuhkan sistem keamanan internal.
Rekaman CCTV yang dilaporkan Kompas menunjukkan para pelaku sudah merencanakan jalur kabur, keluar melalui pintu belakang yang sudah dimodifikasi.
Fakta dan Data yang Terungkap
- Jumlah pelaku: 5 orang, bersenjata api.
- Kerugian: Rp12 miliar.
- Durasi kejadian: sekitar 8 menit.
- Barang bukti: dua mobil ditinggalkan di daerah Cawang, diduga untuk mengecoh aparat.
Baca juga: Ekonomi Global 2025: Ancaman Resesi Bayangi Pertumbuhan
Polisi menyebut modus operandi ini mirip dengan jaringan perampok internasional yang pernah beraksi di Filipina.
Tanggapan Publik dan Pihak Terkait
Kapolda Metro Jaya menegaskan pihaknya sudah mengantongi identitas sebagian pelaku dan memperingatkan mereka untuk segera menyerahkan diri.
Di media sosial, tagar #PerampokanJakarta trending dengan lebih dari 500 ribu unggahan. Banyak netizen mengkritik lemahnya sistem keamanan bank.
Menurut BBC, kasus ini menambah daftar panjang kriminalitas perbankan di Asia Tenggara yang semakin terorganisir dan berteknologi tinggi.
Dampak & Perkembangan Selanjutnya
- Keamanan perbankan: OJK meminta seluruh bank memperketat SOP keamanan.
- Psikologis masyarakat: warga sekitar lokasi kejadian masih trauma.
- Proses hukum: polisi membentuk tim khusus gabungan Polda dan Mabes Polri.
Diperkirakan dalam beberapa minggu ke depan, jaringan perampok ini bisa terungkap karena polisi sudah bekerja sama dengan interpol.
Kesimpulan
Kasus perampokan bank Jakarta 2025 menunjukkan bahwa kejahatan terorganisir masih menjadi ancaman serius. Meski polisi bergerak cepat, publik menuntut peningkatan keamanan perbankan agar kejadian serupa tak terulang. Pertanyaan yang tersisa: apakah dalang di balik aksi ini akan segera tertangkap atau justru semakin lihai menghindar?