Lonjakan kasus DBD 2025 (Demam Berdarah Dengue) resmi masuk kategori darurat kesehatan di beberapa wilayah Indonesia. Kementerian Kesehatan melaporkan pada September 2025 terjadi peningkatan tajam pasien DBD, terutama di Jakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Apa penyebabnya, bagaimana dampaknya, dan langkah apa yang dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran penyakit ini?
Kronologi Kejadian
Kasus DBD mulai melonjak sejak awal musim hujan pada Juli 2025. Curah hujan tinggi memicu banyaknya genangan air yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
Pada minggu ketiga Agustus, rumah sakit di Jakarta mencatat keterisian ruang perawatan anak mencapai 90%. Media nasional seperti Kompas melaporkan beberapa pasien terpaksa dirawat di lorong rumah sakit akibat keterbatasan kapasitas.
Fakta dan Data yang Terungkap
- Jumlah kasus: Kemenkes mencatat 75.200 kasus DBD hingga September 2025, naik 35% dibanding periode sama tahun lalu.
- Korban meninggal: tercatat 450 jiwa, mayoritas anak-anak di bawah usia 12 tahun.
- Daerah tertinggi: Jakarta, Bandung, Makassar, dan Medan.
Baca juga: Isu BBM Naik dan Dampaknya bagi UMKM
Menurut WHO, Indonesia termasuk salah satu dari 10 negara dengan kasus DBD tertinggi di dunia.
Tanggapan Publik dan Pihak Terkait
Menteri Kesehatan menegaskan pemerintah sedang memperkuat program 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang) sebagai langkah pencegahan. Selain itu, uji coba vaksin dengue juga diperluas ke 10 provinsi.
Di media sosial, tagar #WaspadaDBD menjadi trending. Banyak netizen membagikan pengalaman pribadi atau kondisi lingkungan sekitar yang rawan DBD.
Sementara itu, pakar kesehatan dari Universitas Indonesia menilai perubahan iklim global turut memperburuk penyebaran nyamuk penyebab DBD. BBC menyoroti Indonesia sebagai contoh negara tropis yang paling terdampak.
Dampak & Perkembangan Selanjutnya
- Kesehatan publik: meningkatnya beban kerja tenaga medis di daerah perkotaan.
- Ekonomi: biaya perawatan pasien DBD membengkak, menekan anggaran rumah tangga.
- Pendidikan: aktivitas sekolah terganggu karena banyak siswa yang terinfeksi.
Pemerintah kini menyiapkan operasi gabungan dengan pemerintah daerah untuk fogging massal, edukasi publik, hingga distribusi vaksin.
Kesimpulan
Lonjakan kasus DBD 2025 menjadi peringatan keras bahwa kesehatan publik perlu perhatian serius, terutama dalam konteks perubahan iklim dan urbanisasi. Upaya pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat harus berjalan bersama agar wabah ini bisa ditekan. Pertanyaannya, apakah Indonesia mampu mengendalikan tren ini sebelum menjadi krisis yang lebih besar?
